Minggu, 2 April 2017
Tema: Mengapa Yesus Menderita?
Oleh: Pdt. Otelinus Ziliwu, S.Th.
Bacaan: Matius 27:27-31
27:27 Kemudian serdadu-serdadu wali negeri membawa Yesus ke gedung pengadilan, lalu memanggil seluruh pasukan berkumpul sekeliling Yesus.
27:28 Mereka menanggalkan pakaian-Nya dan mengenakan jubah ungu kepada-Nya.
27:29 Mereka menganyam sebuah mahkota duri dan menaruhnya di atas kepala-Nya, lalu memberikan Dia sebatang buluh di tangan kanan-Nya. Kemudian mereka berlutut di hadapan-Nya dan mengolok-olokkan Dia, katanya: "Salam, hai Raja orang Yahudi!"
27:30 Mereka meludahi-Nya dan mengambil buluh itu dan memukulkannya ke kepala-Nya.
27:31 Sesudah mengolok-olokkan Dia mereka menanggalkan jubah itu dari pada-Nya dan mengenakan pula pakaian-Nya kepada-Nya. Kemudian mereka membawa Dia ke luar untuk disalibkan
Kita memasuki minggu masa kesengsaraan Yesus. Begitu dasyatnya kesengsaraan yang Yesus alami sebelum disalibkan, Yesus di cambuk, ditusuk lambungnya, dimahkotakan duri dan bahkan Yesus mati untuk menebus dosa kita. Ada banyak pendapat mengenai alasan mengapa Yesus menderita. Ada yang mengatakan bahwa karena Dia orang Yahudi, dan banyak pendapat lain mengenai hal itu. Mengapa Yesus mengalami penderitaan yang begitu hebat? Ada 3 hal yang perlu kita renungkan:
1. Karena Dosa Kita Ditimpakan Kepada-Nya.
(Yesaya 53:4 “Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah.)
Karena semua dosa, perbuatan yang tidak memuliakan Tuhan, pemberontakan dan kejahatan yang kita perbuat makanya Yesus menderita. Karena begitu besar kasih Allah sehingga Ia mengutus Anak-Nya yang tunggal mati untuk kita. Bila kita yang hanya manusia biasa, tidak akan sanggup berkorban demi kesalahan keluarga yang lain sehingga rela menderita, tetapi itu sudah dilakukan Yesus untuk menebus dosa kita. Semua sudah dibereskan Yesus, maka berikanlah hidup kita sepenuhnya dan mujizat akan terjadi.
2. Karena Kebenaran-Nya Menjadi Milik Kita.
(Yesaya 53:5 “Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh.)
Karena bilur-bilur-Nya kita menjadi sembuh. Segala pengorbanan Yesus membawa berkat bagi kita. Yesus ditikam, dimahkotai duri dan disalib, itu membawa berkat dan keselamatan sehingga kita tidak ada lagi dalam hukuman dosa, tetapi kita mendapat mahkota kehidupan yang kekal.
Mungkin setiap hari kita sibuk bekerja tetapi jangan sia-siakan waktu untuk dekat kepada Tuhan. Jangan lupa kepada pribadi yang sudah berkorban. Keselamatan diterima bagi setiap orang yang mengasihi Dia.
3. Karena Kita Menjadi Milik-Nya.
(Yesaya 53:6-7) “(6) Kita sekalian sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri, tetapi TUHAN telah menimpakan kepadanya kejahatan kita sekalian. (7) Dia dianiaya, tetapi dia membiarkan diri ditindas dan tidak membuka mulutnya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian; seperti induk domba yang kelu di depan orang-orang yang menggunting bulunya, ia tidak membuka mulutnya.)
Kondisi kita dipulihkan karena dosa kita telah ditimpakan kepada Yesus. Karena bilur-Nya kita menjadi pulih, bebas dan merdeka. Jika kita masih melakukan dosa,datanglah kepada-Nya karena Yesus tidak datang kepada orang yang benar melainkan kepada orang yang berdosa dan ingin kita selalu bertekun dalam iman dan benar-benar memberikan hidup kita kepada Tuhan selagi ada kesempatan untuk menyembah Dia dalam roh dan kebenaran.
Perbuatlah hal yang baik bagi Tuhan, jadilah umat Tuhan yang setia dan luar biasa, menjadi umat pemenang di dalam Tuhan. Kita hidup untuk Dia, dan Dia di dalam kita. Jika suatu saat kita berada dalam kondisi lemah dan sakit, jangan lekas bersungut dan menyalahkan Tuhan atas apa yang terjadi, tetapi bersyukurlah karena semua beban sudah ditanggung oleh Tuhan. Mari kita terus memperbaiki diri, bagaimanapun kondisi kita saat ini. Tuhan Yesus memberkati. (admin)
0 comments:
Posting Komentar